10 Pekerjaan Yang Paling Membosankan

 


Pekerjaan yang membosankan (c) static guim Bosan dengan pekerjaan yang Anda lakukan adalah hal yang biasa dialami. Namun tetaplah bersyukur pada pekerjaan yang Anda miliki saat ini, karena ada 10 pekerjaan lain yang jauh lebih membosankan dibanding pekerjaan Anda. KapanLagi.com - Oleh: Agatha Yunita
Apakah Anda pernah merasa bosan dalam pekerjaan Anda? Mengetik, memeriksa laporan keuangan, upload data dan beberapa kegiatan lain terkadang begitu membosankan. Tetapi di antara semua tugas yang paling membosankan, masih ada lho yang merasa lebih bosan dari Anda. Siapakah mereka? check this out!

Top 1#: Mailing Staff

Tugas mereka adalah mengecek dan menyusun surat-surat yang masuk. Mengatur sedemikian rupa dan menggolongkannya berdasarkan alamat, divisi atau daerah tujuan. Bekerja dengan tumpukan-tumpukan surat yang sama setiap hari jangan harap Anda bisa bernafas lega, karena mungkin yang ditemui setiap hari hanyalah ratusan hingga ribuan surat saja. Yang membedakan mungkin tulisan, alamat, warna amplop atau pernik perangko yang digunakan. Selamat, mailing staff menduduki posisi pertama pekerjaan yang paling membosankan!

Top 2#: Greeter
Jika Anda pergi ke mall-mall, supermarket atau hotel ada seorang greeter (penyambut tamu) yang akan berdiri manis dengan kostum khusus yang selalu diharuskan terlihat rapi sepanjang hari. Well, Anda mungkin akan menganggap remeh orang ini. Bahkan saat ia menyapa Anda, "Selamat datang", Anda tak akan menatap atau memberinya senyuman manis dan bergegas masuk ke tempat tujuan Anda. Kasihan ya, padahal dia sudah berdiri sepanjang hari dan mengucapkan kalimat 'selamat datang' berulang-ulang. Jika dihitung, mungkin ia sudah ribuan bahkan jutaan kali mengucapkan kata 'selamat datang'. Nggak ada kata lain ya? (Sayangnya tidak ada, karena itulah pekerjaan mereka).

Top 3#: Data Entry
Bergulat dengan seorang pesumo mungkin Anda akan bonyok dan memar, tetapi bergulat dengan data setiap hari akan membuat Anda menjadi orang terjutek di dunia (wajahnya kini tampil dengan dahi berkerut, pipi turun, senyum hampir musnah, mata memicing dan alis turun). Tak mudah lho menjadi data entry, karena sekali ia melakukan kesalahan kecil semua data yang ia masukkan harus dicek kembali satu per satu, padahal data yang ada bisa jadi berlembar-lembar atau berjuta-juta kilobyte. Untuk itulah terkadang para data entry terkenal jutek dan judes, mereka termasuk karyawan yang tidak terlalu ramah saat bekerja. Bahkan mungkin saat Anda bersemangat ingin menceritakan gosip yang paling seru, ia akan mengusir Anda dengan juteknya.

Top 4#: Operator
Anda mungkin pernah sebal dengan seorang operator yang lama sekali menerima telepon panggilan dari Anda. Tetapi wajar jika ia membuat Anda menunggu, karena sebelumnya ia sedang berbicara dengan customer lain yang sama tak sabarannya seperti Anda. Bahkan mungkin telinganya memerah dan jantungnya berdegup kencang dan teremas-remas gemas saat nama-nama aneka satwa di dunia keluar dari mulut si customer. Yang menyedihkan pada umumnya mereka bekerja selama 8 jam sehari, dan dalam 8 jam itu pula mereka tak berhenti berbicara (kecuali saat sedang buang air kecil atau breaktime). Selain membosankan, mungkin mereka berhak mendapatkan predikat orang-orang tercerewet di dunia, karena mereka tak pernah berhenti berbicara :)

Top 5#: Quality Control
Mengkritik dan menilai hasil pekerjaan orang lain memang lebih mudah ketimbang melakukan pekerjaan itu sendiri. Namun jangan dianggap enteng juga, karena terkadang dalam sehari mereka akan menghadapi barang yang sama berulang-ulang, dan harus memastikan kualitas barang tersebut sudah memenuhi syarat dan ketentuan. Misalnya saja ia adalah quality control produk minuman kopi, dari 1000 gelas kopi yang diproduksi dalam sehari, ia harus memastikan bahwa ke-1000 gelas tersebut memiliki rasa yang sama, dipack secara benar dan memiliki kuantitas yang sama. Terbayangkah di benak Anda bagaimana rasanya mencicipi 1000 gelas kopi setiap hari?[break]

Top 6#: Petugas Jalan Tol
Duduk seharian di ruangan yang sempit sambil menerima dan memberikan uang kembalian di tengah jalan adalah pekerjaan yang paling membosankan dan berhasil duduk di urutan ke-6. Dalam sehari tak hanya satu atau dua mobil saja yang lewat, namun bisa ribuan. Betapa jenuhnya melakukan hal yang sama selama ratusan hingga ribuan kali dalam sehari (dan bayangkan juga jika dilakukan selama 30 hari, 12 bulan, beberapa tahun).

Top 7#: Peneliti/ilmuwan
Lupa tidur, lupa makan, lupa mandi, begitulah di benak Anda yang terbayang tentang seorang peneliti. Sedikit banyak gambaran Anda ini benar, karena pada umumnya seorang peneliti/ilmuwan akan memanfaatkan hampir semua waktunya untuk mengamati penelitian yang sedang dilakukannya, dan ia tak akan membuang waktu dan melewatkan saat penting dalam perubahan penelitiannya. Hal ini juga tidak dilakukan sekali dua kali lho, bisa ratusan bahkan ribuan kali mencoba sampai ditemukan hasil yang ia inginkan.

Top 8#: Akuntan
Menghitung jumlah angka-angka mungkin mengasyikkan bagi beberapa orang, namun jika yang dihitung adalah angka-angka berupa nominal uang dan bukan milik sendiri, bisa menjadi salah satu pekerjaan yang paling menjemukan. Sudah pusing dengan angka, yang dihitung juga bukan uang sendiri, tetapi orang lain. Membosankan bukan?

Top 9#: Konsultan
Membantu memecahkan persoalan orang lain mungkin terasa lebih mudah, karena saat itu pikiran kita sedang jernih dan lebih mudah mengambil tindakan secara obyektif. Tetapi jika pertanyaan yang diajukan relatif sama, tentunya lama-lama kita jenuh juga menjawabnya. Begitulah yang biasa dialami para konsultan, seringkali mereka menghadapi banyak pertanyaan yang sama dan membuat mereka jenuh. "Duh orang ini kok nggak ngerti-ngerti sih!" padahal yang mereka hadapi bisa jadi 100 orang yang berbeda, tetapi dengan satu pertanyaan yang sama. Andai saja mereka bisa dikumpulkan dalam satu moment dalam sekali jawab mungkin akan lebih mudah ya.

Top 10#: Aktor/Aktris Peran Antagonis
Berperan sebagai orang yang jahat itu membosankan lho. Karena sudah kodratnya manusia itu ingin menjadi lebih baik dan ingin selalu tampil baik, tetapi bagaimana jika di depan kamera ia harus berakting sebagai orang jahat? Yah mau tak mau ia akan berusaha semaksimal mungkin menampilkan sikap terjahatnya (walau di dalam hati kecil ia tak mau begitu). Dan sedihnya bisa jadi di luar lokasi syuting tiba-tiba ada ibu-ibu yang mencaci dengan penuh benci akibat keberhasilan aktingnya menjadi sosok jahat. "Ih aku nggak jahat lho!"

Menurut Anda masih ada pekerjaan lain yang lebih membosankan?

Sumber

Leave a Reply