Gordon Banks (Inggris)
Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di Piala Dunia Meksiko. Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”. Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya. Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang. Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.
Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di Piala Dunia Meksiko. Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”. Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya. Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang. Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.
Edwin
van der Sar (Belanda)
Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues. Van der Sar menjadi pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu Ajax Amsterdam dan Manchester United.
Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues. Van der Sar menjadi pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu Ajax Amsterdam dan Manchester United.
Dida
(Brasil)
Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005. Biarpun Dida telah memenangkan Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik & internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow Celtic di pertandingan Liga Champions.
Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005. Biarpun Dida telah memenangkan Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik & internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow Celtic di pertandingan Liga Champions.
Petr Cech (Republik
Ceko)
Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut, banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo Cudicini. Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala hingga sekarang. Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga Stamford Bridge.
Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut, banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo Cudicini. Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala hingga sekarang. Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga Stamford Bridge.
Piala Dunia 1982
menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain
tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper
kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi
kiper terbaik. Padahal di awal karirnya, ia sempat ditolak oleh Inter
Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di jajak pendapat
untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang dilaksanakan oleh
Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola (IFFHS), Zoff
berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet) dan Gordon
Banks (Inggris).
Nilai
transfer yang menjadikannya kiper termahal di dunia menjadi bukti
kepiawaian Buffon (foto) menjaga gawang di lapangan hijau. Selain itu,
sederet gelar individual yang diraihnya dari berbagai pihak juga menjadi
jaminan atas kemampuannya. Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak
tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi
juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik
selama turnamen tersebut.
Ia baru berusia 27
tahun, tetapi telah tampil lebih dari 300 kali bagi Real Madrid dan
menjadi kiper kedua yang bermain paling banyak bagi tim nasional Spanyol
setelah Andoni Zubizarreta. Saat Spanyol menjuarai Euro 2008, Casillas
menjadi kiper pertama yang menjadi kapten di tim juara turnamen Eropa.
Walaupun ia baru bermain di tim senior Madrid sejak 1999, ia
kelihatannya selalu menjadi pilihan pertama Los Merengues di bawah
mistar. Di usianya yang ke-19, Casillas menjadi kiper paling muda yang
tampil di final Liga Champions saat Madrid mengalahkan Valencis 3-0.
Pemain
legendaris ini merupakan kiper yang berada di urutan paling atas dalam
jajak pendapat yang dilakukan oleh IFFHS. Yashin terpilih berkat
kemampuan atletisnya dan juga postur tubuhnya yang membuat gentar para
pemain penyerang lawan.
Ia mendapat julukan Laba-Laba Hitam
karena selalu mengenakan kostum hitam dan juga karena keahliannya
menepis tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan.
Pemakaian namanya oleh FIFA untuk penghargaan bagi kiper terbaik di
setiap Piala Dunia merupakan pengakuan insan sepakbola dunia terhadap
prestasinya.
Peter Schmeichel (Denmark)
Tinggi besar, rambut pirang, dan hidung merah. Tiga hal
tersebut adalah hal yang selalu tampil di ingatan bila nama Schmeichel
disebut. Namun bagi para striker yang menjadi lawan Manchester United
dan tim nasional Denmark.
The
Great Dane itu menjadi tembok raksasa yang tak dapat ditembus. Tingkat
refleksnya yang mengagumkan bagi orang seukuran dia, serta kemampuannya
mengubah pertahanan menjadi penyerangan langsung lewat lemparan jauhnya
ke para penyerang, menjadi salah satu alasan utama mengapa United
menjadi tim yang mendominasi Liga Primer Inggris di era 90an.
Bila tidak ada trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten, bisa jadi tim Uni Soviet yang akan menjadi juara di Euro 1988. Dasayev tampil cemerlang selama berlangsungnya turnamen di Jerman, dan hanya Gullit dan tendangan volley van Basten yang mampu mematahkan perlawanan Soviet di final.
Dasayev yang dijuluki “Tirai Besi” dianggap sebagai kiper
terbaik kedua di Rusia setelah Yashin. Ia tampil di tiga Piala Dunia dan
bermain sebanyak 91 kali bagi tim nasional Soviet hingga pensiun di
tahun 1990 .Terakhir ia tampil di Luzhniki Stadium saat final Liga
Champions Mei lalu dengan membawa piala tersebut ke lapangan. Hal itu
berkaitan dengan tugasnya sebagai duta final itu di Moskwa.