Prancis, Selamat Pulang... di Neraka

 


Seperti mudah diduga, pers Prancis menghujat habis-habisan tim Prancis yang hancur lebur di Afrika Selatan. Terbitan mereka hari ini seperti menyambut kepulangan Patrice Evra dkk ke … neraka.

Berikut ini cukilan beberapa media Prancis mereaksi kegagalan Les Bleus yang finish sebagai juru kunci Grup A di Piala Dunia tahun ini, seperti dilansir Reuters:

L'Equipe


Memasang judul besar "Kiamat", koran olahraga terbesar Prancis itu menulis: "Ini keterpurukan luar biasa untuk Raymond Domenech … untuk membuat orang-orang jadi sinting bukanlah sebuah permainan yang menggelikan. Tapi Anda harus tahu kapan harus berhenti. Provokasi adalah sebuah seni yang halus, dan tak diragukan lagi merupakan sebuah bentuk dari kecerdasan. Tapi itu kalau tidak dinodai oleh keangkuhan dan kesombongan."

Harian ini juga meminta campur tangan pemerintah untuk mengaduk-aduk Federasi Sepakbola Prancis "supaya tidak lagi ditangani oleh boneka-boneka."

France Soir


"Citra Les Bleus di dalam dan luar lapangan luluh lantak. Dalam 11 hari kompetisi, geng Raymond Domenech telah sukses menjadi bahan tertawaan seluruh dunia. Gabungan dari arogansi, ketidakmampuan, kekurangan talenta dan profesionalisme."

Liberation

"Komedi-tragis ini akhirnya selesai... tanpa ada yang mengatakan siapa yang bertanggung jawab untuk menghadapi konsekuensi dari kegagalan sepakbola Prancis yang bersejarah ini … Keterjungkalan tim Prancis juga merupakan kegagalan atas sinisme yang meracuni sepakbola, seperti banyak profesi lain."

Le Parisien


"Kehancuran tim Piala Dunia Prancis berakhir dengan kelakuan yang menyengsarakan dan penuh mimpi buruk -- sebuah kesimpulan yang logis dari perilaku dan permainan yang sangat tidak pantas, memalukan dan penuh pemberontakan. Terima kasih kawan, kalian telah merusak awal musim panas orang Prancis, yang mengandalkan kalian untuk membantu mereka melupakan hari-hari yang penuh kecemasan... Ketiadaan Domenech dari daratan sepakbola adalah satu-satunya berita bagus hari ini."

La Montagne

"Inilah sepasukan berkuda yang mengusung lonceng kematian, membunyikannya perlahan-lahan, atas kehancuran sebuah generasi yang mata duitan, pemain-pemain Prancis yang rapuh, yang sudah kehilangan jalan dengan kenyataan yang melingkari mereka."

Sud-Ouest

"Jarang-jarang sebuah kekalahan disyukuri dengan begitu lega. Kalau memang kavaleri ini harus diakhiri, untuk menusuk bisul yang sudah bernanah ini, supaya tidak ada tontonan seperti ini lagi buat seluruh dunia dan berlanjut pada hal-hal lain … Akan lebih baik kalau Les Bleus tidak pernah pergi ke Afrika Selatan. Awas, jalan menuju neraka belum berakhir."

Dernieres Nouvelles D'Alsace


"Yang pertama dan terutama dari kegagalan ini cerita bintang-bintang berusia 24-25 tahun yang kaya raya, kisah anak-anak yang dewasa terlalu cepat, jauh dari masalah-masalah sebenarnya. Anak-anak muda dengan ego besar yang dikumpulkan bersama-sama berbulan-bulan lamanya, dalam lingkungan yang claustrophobic (takut pada ruangan sempit)."

Ada yang lebih buruk lagi?


http://pialadunia.detiksport.com

Leave a Reply