Su Meck, saat berumur 22 tahun, terpukul kipas langit-langit. Seminggu kemudian ia sadar, tetapi memorinya menghilang. Menurut dokter, otaknya seperti anak berumur 4 tahun. Ia tidak bisa membaca. Bicaranya hanya beberapa frasa. Su Meck tidak lagi mengenal suami dan dua anak laki-lakinya yang masih bayi.
Su Meck, yang saat itu sudah memiliki dua bayi laki-laki, harus belajar berbagai hal lagi. Itu satu masalah di samping masalah filosofis dan emosi.
Su Meck mengaku sering bingung. "Apa yang harus aku lakukan? Apa rencanaku ke depan? Apa tujuanku? Apakah aku harus jadi aku yang dulu sudah dikenal orang ataukah aku harus jadi orang baru?" Ia juga harus mencintai suami dan anak-anak yang "belum ia kenal".
Akan tetapi, perlahan dia berhasil menjalani hidup. Ia belajar makan, berpakaian, menelepon sendiri, bersepeda, serta membaca dan menulis. Beberapa tahun setelah kecelakaan, ia takut berbicara lewat telepon. Menulis juga jadi salah satu tugas yang sulit dilakukannya.
Pada sebuah e-mail untuk ibunya, Su Meck menulis, "The boys play good with Legos now so givs me a chance to rite. I hav to go to mor doctors be case fall lots to hitig head bad head ackes."
Sekarang Su Meck bahkan sudah bisa berkendara meskipun anak-anaknya harus mengingatkan posisi parkir kendaraan untuknya. Su Meck memperoleh gelar di bidang musik setelah belajar dengan keras selama empat tahun. Ia bisa memainkan drum untuk lagu-lagu Led Zeppelin dan Pink Floyd. Ia juga berencana mengambil gelar sarjana di Smith College, Massachusetts.
kompas