Tapi, Google TV tetap belum mati. Sama halnya seperti produk Google lain, misalnya sistem operasi Android, butuh bertahun-tahun untuk menentukan keberhasilan atau kegagalannya.
Ruang tinggal digital memang sepertinya masih jauh dari kenyataan. Apple pun gagal saat berusaha mewujudkannya. Tapi, Google memiliki dana besar untuk tetap mewujudkan ini, sehingga bisa memiliki pasar iklan digital di televisi.
Kabar baik bagi Google, teknik pemasaran yang sama bisa diterapkan seperti saat Google mempopulerkan Android, yakni menjadikan Google TV sebagai sistem operasi untuk miliaran perangkat TV digital. Mungkin, itu memang satu-satunya cara mempopulerkan Google TV.
Intinya adalah, setiap televisi, pemutar cakram, kotak pemutar film streaming, dan router internet membutuhkan sistem operasi. Baik itu menggunakan Linux, atau memilih satu di antara Microsoft atau Google TV. Anda tentu tidak bisa memiliki komputer tanpa sistem operasi.
Jadi, jika Google bisa menggandeng perusahaan elektronik besar seperti Sony dan Logitech, atau mungkin Toshiba, Samsung, LG, Vizio, Google memiliki banyak kesempatan.
Namun, salah satu tantangan untuk Google TV adalah lebih membutuhkan perangkat keras yang lebih mahal dibanding satu televisi. Ini menyebabkan Google akan menjadikan Android sebagai basis software-nya.
Masalah lain, konsumen mungkin agak sedikit enggan menggunakan televisi berbasis internet. Tapi, tampaknya ini ditepis dengan keberhasilan Netflix yang menguasai pasar film berbasis streaming. Tentu akan menjadi pertimbangan Google agar menciptakan Google TV yang lebih baik dan murah.
vuvanews