13 Mitos Diet Yang Keliru

 

http://images.detik.com/content/2011/03/14/849/mitosdietkeliru.jpg 
Diet atau mengatur pola makan penting untuk menjaga tubuh tetap sehat. Diet juga kerap menjadi pilihan untuk menurunkan berat badan yang berlebih. Tapi jangan terjebak pola diet yang keliru dengan mempercayai mitos yang justru malah merugikan kesehatan.

Seperti yang dikutip dari dailymail, ada beberapa mitos yang banyak dipercaya orang padahal tidak sepenuhnya benar.

1. Mitos blueberry mengandung lebih banyak antioksidan dari buah lain
Blueberry dikenal sebagai makanan super karena mengandung antioksidan (molekul yang melindungi tubuh dari kanker karena radikal bebas) yang tinggi. Tapi ini tidak berarti blueberry lebih unggul daripada buah yang lain.

Blueberry memang bernilai tinggi pada skala kapasitas penyerapan radikal oksigen (oxygen radical absorbance capacity atau ORAC), tetapi para ilmuwan menemukan makanan yang memiliki skala lebih tinggi, seperti coklat terutama dark chocolate.

Bahkan jika dirangking, blueberry hanya punya satu keunggulan dalam famili antioksidan, yaitu anthocyanin yang juga temukan pada buah lain seperti anggur. Dan dengan harga yang jauh lebih murah, anggur merah sebenarnya lebih tinggi pada skala ORAC.

2. Mitos makanan rendah lemak membantu menurunkan berat badan
Sereal, yogurt atau makanan cepat saji yang rendah lemak selalu menjadi pilihan untuk orang yang benar-benar ingin menurunkan berat badan. Tetapi bukan hanya mengandung gula, karbohidrat dan pemanis buatan, makanan-makanan tersebut juga mengandung banyak kalori sebagai alternatif tinggi lemak.

Terutama makanan manis rendah lemak, gula tambahan yang digunakan bisa memiliki kalori yang sama dengan makanan manis biasa. Mungkin lebih baik dengan mengurangi porsi makanannya, dengan lebih banyak lemak tapi rendah gula.

3. Mitos makan di malam hari bikin gemuk
Kalori tetaplah kalori, kapan pun dikonsumsi baik di pagi hari, siang atau malam hari. Sebuah studi yang dilakukan terhadap monyet menemukan bahwa hewan tersebut memiliki berat yang sama walaupun mereka makan enam persen ataupun 65 persen dari makanannya di malam hari. Karena kecepatan proses pembakaran di tubuh tetap sama walaupun di malam hari.

Tetapi hindari makan di malam hari jika memang ingin menurunkan berat badan.


4. Mitos telur meningkatkan kolesterol
Pertama, orang dianjurkan mengonsumsi telur, kemudian ada peringatan bahwa telur tak baik untuk jantung. Tapi sekarang tampaknya nasihat yang pertama lebih baik.

Walaupun telur mengandung kolesterol, tubuh kita memvariasikan jumlah kolesterol itu, sehingga cukup untuk membuatnya berkurang jika kita makan telur.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Surrey, menemukan bahwa setelah diet dengan makan dua telur sehari selama 12 minggu, tidak ada subjek tes yang meningkat kadar kolesterolnya.

Dan selain rendah kalori (75 kalori dalam sebutir telur rebus), telur juga mengandung vitamin D, vitamin B-12 dan nutrisi lainnya.

5. Mitos kopi menyebabkan tubuh dehidrasi
Jika orang mengira bahwa minum kopi dapat membuat tubuh dehidrasi, maka orang tersebut salah. 50 persen orang Inggris membatasi konsumsi kopi, karena percaya kopi mengandung diuretic (zat yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dengan membuat ginjal memproduksi lebih banyak urin).

Namun pada kenyataannya, kopi tidak memiliki efek pada peminumnya. Nutrisionis Angela Dowden mengatakan bahwa konversi baru dapat membuat orang menjadi lebih sering ke toilet. Tetapi menurutnya, tubuh kita terbiasa dengan hal itu, dan kopi penting untuk asupan cairan harian tubuh.

6. Mitos margarin tak baik untuk jantung
Dulu ini benar, karena sebelumnya margarin dikemas dengan trans lemak, yaitu lemak terhidrogenasi yang meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik. Dan ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

Tapi setelah adanya reaksi dari konsumen, margarin telah diformulasikan ulang dengan lemak tak jenuh poli dan mono yang sehat. Dan menurut Angela, margarin menjadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan mentega.

7. Mitos kopi tanpa kafein tidak akan mempengaruhi tingkat energi
Ini mungkin mengejutkan, tetapi kopi tanpa kafein tetap mengandung kafein, meskipun hanya sedikt yaitu 5 mg dibanding dengan kopi biasa yang 90 mg atau lebih tinggi lagi pada kopi filter.

Namun kafein rendah bukan berarti tak berpengaruh terhadap tubuh. Peneliti menunjukkan bahwa kopi tanpa kafein membuat orang menjadi lebih mengantuk daripada orang yang tidak minum kopi sama sekali.

Dr Crystal Haskell dari Northumbria University, menemukan bahwa tingkat kafein yang kurang dari 10 mg benar-benar membuat orang merasa lebih lelah, dengan kapasitas memori yang lebih lemah.

8. Mitos selalu menyimpan buah dan sayur dalam lemari es
Orang mungkin tidak akan berpikir dua kali untuk mengambil buah atau sayuran dalam lemari es. Tapi dengan membiarkannya tetap dingin, maka itu adalah hal yang salah.

Para ilmuwan di Oklahoma di Amerika Serikat menemukan bahwa semangka yang dibiarkan pada suhu kamar selama 2 minggu memiliki kandungan beta-karoten dua kali lipat, dan 20 persen lycopene lebih banyak (antioksidan yang baik) daripada disimpan dalam lemari es.

Pisang dan buah persik juga lebih bergizi pada suhu 20 derajat.

9. Mitos tubuh membutuhkan 8 gelas air setiap hari
Jika orang minum dua liter air per hari, ternyata mungkin orang itu menyia-nyiakan waktunya.

Ketika dokter di University of Pennsylvania Amerika Serikat meneliti manfaat minum banyak air, mereka tidak menemukan bukti bahwa hal itu mengarah pada kulit yang lebih bersih, menurunan berat badan atau membantu tubuh untuk detoksifikasi.

Menurut Angela, jumlah air yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda, rasa haus adalah indikator terbaik. Caranya adalah dengan memeriksa warna urin, jika berwarna kekuningan atau pucat mungkin orang sudah minum cukup air.

10. Mitos langsing karena makan sedikit dan sering
Mana yang lebih baik, tiga hidangan porsi besar atau enam dengan porsi sedikit? Buku diet mungkin akan menyarankan untuk makan sedikit dan sering. Tetapi orang tidak akan mungkin menurunkan berat badan dengan cara demikian.

Ilmuwan Australia Dr Michelle Palmer membandingkan penurunan berat badan pada orang yang makan dengan kedua cara tersebut dan mendapati berat badan mereka dalam jumlah yang sama. Satu-satunya yang membedakan adalah enam hidangan dengan porsi kecil cenderung lebih berat untuk memakannya.

Angela mengatakan bahwa makan sedikit dan sering dapat mengendalikan rasa lapar. Tetapi bahayanya adalah sering makan berarti lebih banyak mengonsumsi kalori.

11. Mitos sayuran mentah lebih baik
Ada anggapan bahwa semakin lama memasak sayuran, maka akan lebih banyak nutrisi yang terbuang. Tapi itu belum tentu benar.

Contohnya adalah wortel. Angela mengatakan ketika wortel dimasak, kerusakan pada sel menghasilkan tiga kali lebih banyak beta-karoten (antioksidan yang membantu melindungi kulit).

12. Mitos daging putih lebih rendah lemak daripada daging merah
Makan daging ayam dianggap lebih sehat, tetapi daging makan daging ayam akan membuat lebih gemuk daripada daging merah (daging sapi atau kambing).

"Mitos ini mungkin dimulai ketika melihat tukang jagal yang lebih gemuk," kata Angela. Tapi menurutnya, kandungan lemak pada daging ayam dan daging sapi adalah sama.

Sirloin steak memiliki sedikitnya 5 gr lemak per 100 gr, sedangkan paha ayam dapat memiliki hingga 9 gr per 100 gr.

13. Mitos sayuran pucat kurang bergizi
Kita telah diajarkan bahwa lebih baik makan sayuran yang berwarna cerah, seperti bayam hijau, bit ungu, atau lobak merah. Walaupun itu merupakan aturan yang baik, tapi sayuran putih tidak boleh diabaikan.

Lobak putih mengandung banyak vitamin seperti vitamin A, B, C, dan K. Juga Kalsium, zat besi dan serat. Sedangkan kembang kol merupakan sumber anti-oksidan yang mengandung vitamin C dan folat.

Leave a Reply