Polusi udara dapat memicu serangan jantung lebih besar daripada
mengkonsumsi kokain. Polusi udara bahkan bahkan lebih berbahaya
ketimbang pemicu serangan jantung lainnya, seperti kopi, alkohol, dan
aktivitas fisik. Demikian dikatakan para peneliti, Sabtu 26 Februari
2011.
Memang, seks, amarah, menggunakan ganja, serta infeksi dada atau pernapasan juga bisa memicu serangan jantung secara lebih luas. Namun, kata para peneliti, polusi udara terutama di lalu lintas yang padat menjadi pemicu yang paling berbahaya.
Temuan oleh sejumlah peneliti dari Hasselt University asal Belgia ini dapat ditemui dalam jurnal The Lancent. Melalui studi ini, peneliti mengimbau pada masyarakat, terutama mereka yang bermukim di daerah padat pemukiman dan lalu lintas, untuk lebih mewaspadai risiko datangnya serangan jantung.
Walaupun, diakui peneliti, serangan jantung yang disebabkan karena polusi udara masih sangat sedikit kasusnya dewasa ini. "Risikonya sangat tinggi. Tetapi, kasusnya masih relatif langka. Sama halnya serangan jantung akibat pengunaan narkoba," kata kepala studi Tim Nawrot, yang dikutip VIVAnews dari Strait Times.
Lebih lanjut, dia berharap agar temuannya cukup berarti untuk mendorong para dokter supaya bisa berpikir lebih sering tentang risiko tingkat populasi yang tinggi.
"Dokter selalu melihat pasien secara individu, sementara faktor risiko sulit terdiagnosa sebagai sesuatu hal yang penting pada tingkat individu. Tetapi, jika mereka memerhatikan secara populasi, maka mereka memiliki relevansi terhadap kesehatan publik yang lebih besar," ujarnya.
Isu polusi udara kini mengglobal. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggambarkan polusi udara sebagai salah satu ancaman lingkungan terbesar untuk kesehatan. Dan, polusi udara diperkirakan menjadi penyebab kematian prematur hingga 2 juta penduduk di seluruh dunia setiap tahunnya.
Memang, seks, amarah, menggunakan ganja, serta infeksi dada atau pernapasan juga bisa memicu serangan jantung secara lebih luas. Namun, kata para peneliti, polusi udara terutama di lalu lintas yang padat menjadi pemicu yang paling berbahaya.
Temuan oleh sejumlah peneliti dari Hasselt University asal Belgia ini dapat ditemui dalam jurnal The Lancent. Melalui studi ini, peneliti mengimbau pada masyarakat, terutama mereka yang bermukim di daerah padat pemukiman dan lalu lintas, untuk lebih mewaspadai risiko datangnya serangan jantung.
Walaupun, diakui peneliti, serangan jantung yang disebabkan karena polusi udara masih sangat sedikit kasusnya dewasa ini. "Risikonya sangat tinggi. Tetapi, kasusnya masih relatif langka. Sama halnya serangan jantung akibat pengunaan narkoba," kata kepala studi Tim Nawrot, yang dikutip VIVAnews dari Strait Times.
Lebih lanjut, dia berharap agar temuannya cukup berarti untuk mendorong para dokter supaya bisa berpikir lebih sering tentang risiko tingkat populasi yang tinggi.
"Dokter selalu melihat pasien secara individu, sementara faktor risiko sulit terdiagnosa sebagai sesuatu hal yang penting pada tingkat individu. Tetapi, jika mereka memerhatikan secara populasi, maka mereka memiliki relevansi terhadap kesehatan publik yang lebih besar," ujarnya.
Isu polusi udara kini mengglobal. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggambarkan polusi udara sebagai salah satu ancaman lingkungan terbesar untuk kesehatan. Dan, polusi udara diperkirakan menjadi penyebab kematian prematur hingga 2 juta penduduk di seluruh dunia setiap tahunnya.
http://adf.ly/bYrE