Pemerintah Australia Bunuh Unta Demi Kurangi Polusi

 

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1591712.jpg

Perusahaan Australia membuat sebuah keputusan kontroversional. Yakni, membunuh unta liar sebagai upaya mengurangi tingkat polusi di negeri kanguru itu.

Gagasan Northwest Carbon ini merupakan bagian Carbon Farming Initiative dari Department of Climate Change and Energy Efficiency. Gagasan ini memberi kompensasi pada petani dan pemilik kebun jika mereka bisa memberi solusi mengurangi tingkat polusi.
Unta, dipandang sebagai hewan pengganggu karena setiap tahun, unta rata-rata menghasilkan metan setara satu ton karbondioksida. Akibatnya, unta termasuk salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar Australia.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh95TUE4YQwXjG6B8gx4sjHK2OBqT-LMq7OtTPDDCx1rtGBTZ03g88ccH8NYXC6S-MbYjCiCuTntqcO8azaoXtUUDOLPfsyrZ6XKbUqo3Y7wvisyorc6c2ZRNX0oAGmtdTvtCaNLB_922X2/s400/4.jpg
Karenanya, perusahaan itu mengajukan gagasan untuk membunuh 1,2 juta ekor unta liar di Outback, Australia. Dalam detil rencananya, Northwest mengklaim akan menembaki unta dari helikopter atau mengirim unta ke pejagalan untuk konsumsi manusia atau hewan peliharaan.
“Australia merupakan negara yang dipenuhi banyak inovator. Kami menemukan banyak solusi inovatif mengatasi permasalahan, membunuh unta merupakan salah satunya,” ujar direktur pelaksana Northwest Carbon Tim Moore.
Tingkat ketergantungan tinggi pada mesin berbahan bakar batubara serta ekspor pertambangan, Australia menjadi salah satu penghasil polusi terbesar dunia. Tak ayal seperti dikutip Straits Times, pemerintah Australia mencari cara baru mengatasi masalah ini.
http://www.comedy-zone.net/pictures/images/animals/170503/camels.jpg
http://lovingnepal.com/gallery/data/media/20/funnycamel.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiMTIxkcQtTf5cWyEmaq6UY8Cf4FrH1yQ7JJNLJits6jeZIUTIkwcU1VrT43rYhmOo9tiIOxOjrk1kdqhlVrrbwTasXOCG7zfG5AohKhzsV-8UWclD187uAoTgKobDqBndNpiZF6ZkD_zS/s400/funny-animals-camel-bites-head.jpg

Leave a Reply