BANYAK pihak
yang mengeluhkan kebiasaan boros wanita. Wanita sendiri kerap
menyesalkan kebiasaan boros teman. Di lain pihak, wanita dituntut untuk
bisa multitasking, menjadi istri, ibu, wanita karier, ahli keuangan,
ahli memasak, mungkin juga ahli pendidikan karena harus menemani anak
saat mengerjakan tugas.
"Wanita sebenarnya boros karena keperluan pribadi. Maksudnya, pengeluaran yang tidak akan membuat dia tewas kalau tidak ada pengeluaran tersebut. Misalnya, kita tidak akan mati kalau tidak membeli make up kan? Tapi tentunya itu jadi barang yang esensial bagi seorang wanita," tutur Financial Planner Ligwina Hananto, di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2011).
Nah, bicara kemakmuran keluarga mungkinkah itu bisa digapai wanita masa kini? Menurut Ligwina, sangat bisa. Namun, ada syaratnya.
"Bisa, asal kita bisa menjadi ahli keuangan yang pandai menyiasati pengeluaran keluarga. Selama ini, wanita merasa dengan memiliki suami, maka keadaan akan baik-baik saja karena suami yang membiayai hidup kita. Itu salah. Jangan pernah menggantungkan segalanya dari suami. Istilahnya, jangan mau jadi istri yang hanya menerima uang suami. Masalah yang paling sering saya temui ialah masih sulitnya menabung. Padahal bekerja sudah cukup lama. Kalau kita mau makmur, cari passive income di luar penghasilan kita sebagai pekerja," sarannya.
Ditambahkan Ligwina, investasi bisa juga sebagai jalan untuk meraih passive income selain penghasilan bulanan.
"Penting bagi perempuan untuk memiliki aset berharga. Tidak pernah ada kata terlambat untuk itu. Ada tiga jenis aset yakni bisnis, properti, dan surat berharga," tambahnya.
Bagi yang belum menikah, Ligwina menyarankan cara agar kehidupan berumah tangga kelak dapat berjalan dengan baik tanpa problema finansial.
"Cari jalan untuk bertanya kepada kekasih berapa sebenarnya gaji dia? Bisakah kalian menghidupi keluarga jika gaji kalian berdua digabungkan? Jangan pernah malu untuk menanyakan hal ini agar perencanaan keuangan bisa teratasi," ucapnya.
"Wanita sebenarnya boros karena keperluan pribadi. Maksudnya, pengeluaran yang tidak akan membuat dia tewas kalau tidak ada pengeluaran tersebut. Misalnya, kita tidak akan mati kalau tidak membeli make up kan? Tapi tentunya itu jadi barang yang esensial bagi seorang wanita," tutur Financial Planner Ligwina Hananto, di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (11/6/2011).
Nah, bicara kemakmuran keluarga mungkinkah itu bisa digapai wanita masa kini? Menurut Ligwina, sangat bisa. Namun, ada syaratnya.
"Bisa, asal kita bisa menjadi ahli keuangan yang pandai menyiasati pengeluaran keluarga. Selama ini, wanita merasa dengan memiliki suami, maka keadaan akan baik-baik saja karena suami yang membiayai hidup kita. Itu salah. Jangan pernah menggantungkan segalanya dari suami. Istilahnya, jangan mau jadi istri yang hanya menerima uang suami. Masalah yang paling sering saya temui ialah masih sulitnya menabung. Padahal bekerja sudah cukup lama. Kalau kita mau makmur, cari passive income di luar penghasilan kita sebagai pekerja," sarannya.
Ditambahkan Ligwina, investasi bisa juga sebagai jalan untuk meraih passive income selain penghasilan bulanan.
"Penting bagi perempuan untuk memiliki aset berharga. Tidak pernah ada kata terlambat untuk itu. Ada tiga jenis aset yakni bisnis, properti, dan surat berharga," tambahnya.
Bagi yang belum menikah, Ligwina menyarankan cara agar kehidupan berumah tangga kelak dapat berjalan dengan baik tanpa problema finansial.
"Cari jalan untuk bertanya kepada kekasih berapa sebenarnya gaji dia? Bisakah kalian menghidupi keluarga jika gaji kalian berdua digabungkan? Jangan pernah malu untuk menanyakan hal ini agar perencanaan keuangan bisa teratasi," ucapnya.