Gerhana bulan total kali ini bisa disaksikan di wilayah Eropa, Afrika, Amerika Selatan, Australia dan Asia, termasuk Indonesia. Wilayah timur Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah dan barat Australia bisa menyaksikan keseluruhan tahap gerhana. Di Indonesia, wilayah yang keberuntungan yang sama adalah Sumatra, Jawa, Kalimantan dan sebagian Nusa Tenggara.
Pengamat di Eropa akan kehilangan tahap awal gerhana sebab saat tahap itu terjadi sebelum bulan terbit. Sementara, pengamat di wilayah timur Asia, timur Australia dan Selandia baru akan kehilangan tahap akhir gerhana karena pada tahap itu Bulan sudah tenggelam. Wilayah Amerika Utara kurang beruntung sebab tak bisa menyaksikan seluruh gerhana ini.
Durasi totalitas gerhana kali ini akan menjadi salah satu yang terpanjang dalam 100 tahun. Dalam publikasi Space.com (11/6/11), totalitas gerhana yang bisa menandingi terjadi pada 16 Juli 1935 selama 101 menit, 6 Juli 1982 dan 16 Juli 2000 selama 107 menit. Totalitas gerhana yang panjang berikutnya diperkirakan terjadi 27 Juli 2018 selama 106 menit.
Gerhana Bulan terjadi saat Matahari, Bumi dan Bulan terjadi pada satu garis lurus dimana Bumi berada diantara Matahari dan Bulan. Tak seperti gerhana Matahari, gerhana bulan aman disaksikan dengan mata telanjang tanpa perlu pelindung. Namun, karena terjadi tengah malam, maka pengamat disarankan istirahat terlebih dahulu.
Berkaitan dengan gerhana bulan total ini, astronom amatir Ma'rufin Sudibyo dalam halaman Facebook-nya memberitahukan penyelenggaran acara "Nonton Bareng Gerhana Buklan Total 16 Juni 2011" mulai pukul 01.23 WIB. Acara tersebut berlangsung di Masjid Asy-Syifa di kompleks RSU Muhammadyah Gombong, Jawa Tengah.
Sebelum pengamatan, Ma'rufin juga akan menyampaikan ulasan bertema "Seluk Beluk Gerhana Bulan Total 16 Juni 2011 serta Simulasi 1 Ramadan dan 1 Syawal 1432 H/2011". Sementara sholat gerhana juga akan digelar menjelang waktu subuh. Teleskop dengan kamera dan terhubung layar dan TV internal akan digunakan sehingga pengamat bisa melihat tanpa perlu berebut teleskop.
Observatorium Bosschajuga akan memanfaatkan momentum gerhana bulan total ini untuk melakukan pengamatan. Namun, sampai saat ini belum ada rencana menggelar nonton bersama menggunakan teleskop seperti gerhana bulan sebelumnya mengingat waktu gerhana yang terjadi dini hari yang sudah pasti sangat dingin di Lembang, Bandung.