Anak zaman sekarang tentu tak asing dengan sejumlah game yang beredar di pasaran. Tak jarang Moms resah karena buah hatinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game daripada belajar.
Eits, jangan selalu menuduh game itu negatif Moms! Menurut dr Arman Yurisaldi S MS SpS, game dapat melesatkan kerja otak lho. Tak percaya?
Dokter spesialis saraf di RS Satyanegera Sunter – Jakarta ini akan berbagi informasi seputar bagian otak dan kaitannya dengan game:
Otak Depan Bawah (Prefrontal)
Fungsi: area yang menentukan suatu rencana dilaksanakan atau tidak. Tersimpan nilai-nilai agama, moral, adat-istiadat yang menjadi rambu-rambu tindakan yang dipelajari sejak kecil.
Skor:
1. Memerlukan daya dan konsentrasi pengambil keputusan yang sederhana, tidak dibatasi waktu.
Jenis game: permainan lucu, misal Beetle Crazy Cup.
2. Memerlukan daya konsentrasi pengambil keputusan yang cepat. Dibatasi waktu, namun batasan waktu yang makin lama makin sempit. (Sedang)
Jenis game: permainan multiplayer-dimainkan lebih dari 1 pemain; permainan petualangan, contoh: grand the ft auto IV; tembakan; solitaire; permainan aksi; permainan olahraga, misal Pro Evolution Soccer (PES); permainan lomba, contoh Need for Speed; Call of Duty; dan SimCity 4.
3. Memerlukan daya konsentrasi guna mengambil keputusan yang sangat cepat, dibatasi waktu yang semakin lama semakin cepat.
Jenis game: Catur; Tetris; Age of Empires II: The Age of Kings; Civilization; dan Sudoku.
Otak Kiri
Fungsi: area yang menentukan kemampuan berbahasa dalam menjelaskan ide-ide. Disebut pula daerah logika matematika.
Skor:
1. Memerlukan logika sederhana.
Jenis game: permainan lucu, misal Beetle Crazy Cup.
2. Memerlukan logika kompleks.
Jenis game: permainan multiplayer; permainan petualangan, contoh grand the ft auto IV; tembakan; solitaire; permainan aksi; permainan olahraga, misal Pro Evolution Soccer (PES); permainan lomba, contoh Need for Speed; Call of Duty; dan SimCity 4.
3. Memerlukan logika kompleks, serta daya urai/analisis pemecah masalah yang lebih mendetail/deskriptif.
Jenis game: Catur; Tetris; Age of Empires II: The Age of Kings; Civilization; dan Sudoku.
Otak Kanan
Fungsi: Melihat kemampuan seni seperti melukis, membuat puisi, novel, berkata-kata halus dalam berbahasa.
Skor:
1. Memerlukan daya visuospasial (orientasi letak suatu benda dalam ruangan yang sederhana), seperti letak benda dalam satu posisi dalam ruang. Contoh letak suatu balok yang bergeser.
2. Memerlukan suatu daya orientasi benda di dalam ruangan yang bergerak dari suatu posisi menuju posisi lain dengan aneka posisi. Tanpa dibatasi batas keleluasannya.
Jenis game: catur.
3. Memerlukan suatu daya orientasi benda di dalam ruangan yang bergerak dari satu posisi menuju posisi lain, namun dibatasi.
Jenis game: permainan multiplayer; permainan petualangan-contoh grand the ft auto IV; tembakan; solitaire; permainan aksi; permainan olahraga, misal Pro Evolution Soccer (PES); permainan lomba, contoh Need for Speed; permainan lucu, misal Beetle Crazy Cup; Tetris; Age of Empires II: The Age of Kings; Call of Duty; Civilization; SimCity 4 dan Sudoku.
Otak Kecil
Fungsi: area yang melibatkan pemikiran (kognitif); perasaan (afektif); kemandirian (otonom); fokus, perhatian (atensi); pemimpin, pengambil keputusan (eksekutif); dan memori.
Skor:
1. Memerlukan ketepatan daya pemikiran mencapai suatu sasaran yang tidak terlampau sulit dan tidak dibatasi waktu.
2. Memerlukan daya ketepatan perkiraan mencapai suatu sasaran yang tidak terlampau sulit, namun perlu daya pemikiran yang tidak dapat sekali pandang. Dapat dengan tepat mencapai sasaran.
Jenis game: permainan lucu, misal Beetle Crazy Cup; Age of Empires II: The Age of Kings; dan SimCity 4.
3. Memerlukan daya pikiran ketepatan yang tinggi dalam mencapai sasaran, tidak dapat dilakukan dalam sekali pandang dan dibatasi waktu yang semakin sempit.
Jenis game: permainan multiplayer; permainan petualangan-contoh grand the ft auto IV; tembakan; solitaire; catur; permainan aksi; permainan olahraga, misal Pro Evolution Soccer (PES); permainan lomba-contoh Need for Speed; Tetris; Call of Duty; Civilization; dan Sudoku.
Sirkuit Penghargaan (Reward)
Fungsi: Ada zat kimia dalam otak yang disebut dopamin. Zat inilah yang membuat anak memiliki rasa senang, bahkan ketagihan dalam belajar.
Skor:
1. Tidak ada penghargaan terhadap suatu pencapaian.
2. Ada penghargaan namun dengan angka skor yang rendah pertambahannya, walaupun aktivitas untuk mencapai skor cukup sulit.
Jenis game: permainan lucu, misal Beetle Crazy Cup.
3. Terhadap keseimbangan antara aktivitas mencapai keberhasilan dan pencapaian skor penilaian secara berimbang.
Jenis game: permainan multiplayer; permainan petualangan-contoh: grand the ft auto IV; tembakan; solitaire; catur; permainan aksi; permainan olahraga, misal: Pro Evolution Soccer (PES); Tetris; Age of Empires II: The Age of Kings; Call of Duty; Civilization; SimCity 4; dan Sudoku.
Sirkuit Papetz (Emosi dan Memori)
Fungsi: Jalur utama pada otak besar dan berperan mengontrol emosi.
Skor:
1. Permainan dengan tingkat emosi yang tidak terlalu menggembirakan, tak perlu memerhatikan tahapan-tahapan berlatih.
2. Permainan dengan tingkat durasi yang sedang dengan tahapan-tahapan tertentu.
Jenis game: permainan lucu, misal Beetle Crazy Cup.
3. Permainan dengan suasana yang menggembirakan dan tahapan-tahapan kompleks yang bila permainan itu dilanjutkan, maka semakin mempermudah penghapalan langkah-langkahnya.
Jenis game: permainan multiplayer; permainan petualangan-contoh: grand the ft auto IV; solitaire; catur; permainan aksi; Pro Evolution Soccer (PES); permainan lomba-contoh: Need for Speed; Tetris; Age of Empires II: The Age of Kings; Call of Duty; Civilization; SimCity 4; dan Sudoku.
Keterangan:
Skor 1: Ringan
Skor 2: Sedang
Skor 3: Berat (Semakin tinggi skor, semakin berefek positif pada aktivasi otak).
Namun ada permainan yang nilai skornya 3, tapi bersifat agresif misal Civilization (sebaiknya frekuensi main dikurangi). Permainan yang disarankan adalah Tetris.
Aturan Bermain Game
Do’s
- Bagi anak usia 9-12 tahun, disarankan bermain game selama 1 jam per hari.
- Masukkan daftar waktu senggang anak dengan bermain game.
Dont’s
- Hindari game yang sifatnya mengandung unsur pertandingan atau kekerasan. Sebab, game jenis itu melatih tindakan agresif destruktif.
- Pilihlah jenis permainan yang bersifat pertandingan. Karena permainan ini memacu diri, tanpa menjatuhkan lawan.