Politisi PD Ramadhan Pohan enggan
membuka jati diri Mr A yang ingin mengobrak-abrik partainya dan Presiden
SBY. Sikap Ramadhan itu justru menjadi bahan tertawaan.
'Itu (sikap Ramadhan) stupid menurut saya. Tidak ada yang bantu sama sekali. Justru malah jadi bahan tertawaan. Apalagi dia kan dulu mantan wartawan,' ujar pengamat komunikasi dan media massa Ade Armando.
Ade mengatakan itu usai diskusi 'Bagaimana Wajah Terorisme di Media' di Kedai Tempo, Jl Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (4/6/2011).
Ade menilai, Ramadhan juga tidak yakin dengan Mr A yang dimaksudnya itu. Bahkan Ramadhan dinilai hanya berspekulasi.
'Dia mengucapkan sesuatu yang sebetulnya dia sendiri yang kalau menurut saya tidak berani mempertanggungjawabkan kalau ini dibawa ke ranah hukum nantinya,' tutur Ade.
Ade meminta Ramadhan untuk berani membuka jati diri Mr A. Sikap diam Ramadhan akan menimbulkan fitnah.
'Ini kan joke, publik akan menganggap ini adalah lawakan. Kan isu sebenarnya hanya tinggal menunggu Nazaruddin pulang atau bagaimana cara memulangkan Nunun. Jadi memang berantakanlah komunikasi politik Istana,' tutup Ade.
Sebelumnya, Ramadhan Pohan menyebut ada kekuatan politik yang ingin menghancurkan PD. 'Kami sudah tahu dia berinisial A. Dia membujuk kader kita supaya mau merusak Partai Demokrat dari dalam. Tapi kader kami ini kokoh pendiriannya, jadi tidak berhasil dia. Tapi paling tidak kami sudah tahu siapa dia,' kata Ramadhan Pohan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2011).
Saat didesak siapa identitas asli A, Ramadhan Pohan tidak mau menyebutkan. 'Saya tidak bisa sebutkan, tapi dia tokoh lama dalam dunia perpolitikan. Tapi baru kali ini dia berbuat seperti ini, dia tidak pernah menjelekkan SBY atau PD, tapi ternyata di belakang dia seperti itu,' terangnya.
Sejumlah sumber menyebut inisial A adalah mentor politik Ketua Umum PD Anas Urbaningrum. Sedangkan seperti diketahui, Akbar Tandjung merupakan senior Anas di HMI. Namun Akbar telah membantah bila inisial A tersebut adalah dirinya.
'Sebenarnya tidak perlu saya tanggapi itu, karena mana mungkin saya bisa mengobok-obok Partai Demokrat yang ketua dewan pembinanya adalah presiden,' bantah Akbar.