Karena Tidak Ada Pewaris, Harta 39.9Triliun Milik Wang Akhirnya Untuk Amal

 

Perebutan harta mendiang Nina Wang yang meninggal tahun 2007, Selasa (2/2), berakhir dengan keputusan pengadilan untuk menghibahkan harta itu ke yayasan keluarga Wang, untuk kegiatan-kegiatan amal.

Keputusan itu diambil hakim Pengadilan Tinggi Hongkong, sekaligus menolak klaim pacar terakhir Wang, Tony Chan Chun Chuen. Sang pacar juga menggugat harta 4,2 miliar dollar AS (sekitar Rp 39,9 triliun) itu.


Hakim Tinggi Johnson Lam Man-hon menyatakan, surat wasiat tahun 2006 dengan tanda tangan Nina Wang adalah wasiat palsu. Hakim berpegang pada surat wasiat tahun 2002, yang isinya menghibahkan seluruh harta Wang untuk amal. Dengan putusan itu, harta Wang akan dikelola oleh Chinachem Charitable Foundation, yayasan amal yang dijalankan keluarga Wang.


Pada tahun 2007, majalah Forbes memperkirakan harta Wang mencapai 4,2 miliar dollar AS. Majalah itu menobatkan Wang sebagai orang terkaya ke-204 dunia. Sejumlah media massa Hongkong memperkirakan harta Wang berkisar antara 6,4 miliar dollar dan 13 miliar dollar AS.


Hakim mengatakan sulit dipercaya bahwa hubungan Chan dan Wang "berjalan sedemikian rupa sehingga Wang siap memberikan semua harta miliknya". Meski demikian, para pengacara Chan mengatakan siap mengajukan banding atas putusan itu.


Nina Wang, pemimpin kerajaan properti Chinachem, meninggal dunia pada usia 69 tahun karena kanker. Dia mewarisi kerajaan Chinachem setelah suaminya, Teddy, hilang diculik pada 1990. Teddy Wang kemudian dinyatakan secara hukum tewas. Muncul dugaan, adalah Wang sendiri yang melenyapkan suaminya walau hal itu tidak pernah bisa dibuktikan di pengadilan.


Wang dikenal dengan panggilan "Little Sweetie" di kalangan teman-temannya. Dia mengembangkan bisnis suaminya hingga memiliki aset triliunan rupiah.


Pengembangan bisnis suaminya dia lakukan setelah bertarung delapan tahun di pengadilan melawan mertuanya sendiri. Ayah kandung Teddy mengklaim harta itu dengan surat wasiat dari anaknya, yang kemudian dinyatakan pengadilan sebagai surat palsu.


Jauh sebelum itu, pada 1983 Nina dan Teddy sama-sama diculik. Nina kemudian dibebaskan agar bisa mengeluarkan uang tebusan untuk suaminya. Setelah tebusan dibayarkan, Teddy pun dibebaskan.


Pada 1990 Teddy kembali diculik. Si penculik meminta tebusan 60 juta dollar AS (Rp 570 miliar). Sebanyak 30 juta dollar AS sudah dibayarkan, tapi Teddy tidak juga dibebaskan, bahkan tak pernah diketahui rimbanya.


Tidak dikenal


Chan sebelumnya tidak dikenal sama sekali di Hongkong. Dia baru dikenal setelah mengklaim sebagai pacar Wang selama 14 tahun hingga Wang meninggal. Hubungan Wang dan Chan disebutkan mulai bersemi dua tahun setelah Teddy diculik.


Chan mengklaim Wang memanggilnya "suami" dan ingin mempunyai anak darinya. Namun, ketika itu Wang sudah berusia 50-an dan kemudian ditemukan penyakit yang membuatnya tidak memungkinkannya untuk mempunyai anak.


Chan juga menyatakan di pengadilan bahwa Wang telah memberinya uang dalam jumlah banyak. Namun, keluarga Wang mengatakan bahwa Wang tidak pernah berniat memberi harta kepada Chan. Wang memberi uang hanya karena nasihat-nasihat fengsui dari Chan.


Tiga tahun sebelum meninggal Wang berjuang melawan kanker dengan berlatih fengsui. Dia kemudian berhubungan dekat dengan guru fengsui, Tony Chan Chuen.


Upaya Chan untuk mendapatkan harta melimpah itu akhirnya kandas. Pengadilan menganggap tanda tangan Wang dalam surat wasiat 2006 itu dibuat oleh "orang yang sangat ahli meniru". (AP/Reuters/OKI)
Nugum 23 Jun, 2011

Leave a Reply