Saking berkesannya, ciuman pertama dipercaya lebih penting dari keperawanan dan keperjakaan seseorang. Benarkah demikian?
Anda mungkin masih mengingat bagaimana melewati proses ciuman pertama bersama pasangan. Atau, masihkah Anda mengingat saat dia mengulum mesra bibir di bioskop sambil menonton film favorit? Tentu Anda masih mengingatnya dengan jelas.
Bahkan tak jarang, Anda mengingatnya dengan detail tempat juga gerakannya saat ciuman pertama berlangsung ketimbang saat Anda kehilangan keperawanan.
Para ilmuwan mengklaim bahwa kebanyakan dari kita mengingat 90 persen detail pengalaman ciuman pertama dalam memori. Sebagai gambaran, pria pencium ulung biasanya lebih agresif karena mereka mencoba menghantarkan “bom” testosteron kepada pasangannya. Testosteron dialirkan selama sesi ciuman kecil dan bisa bertahan di tubuh lebih lama.
Efeknya, hormon mendorong wanita untuk lebih cepat jatuh cinta. Inilah sebabnya mengapa wanita lebih mengingat ciuman pertama daripada momen saat mereka melepas keperawanan. Demikian menurut penelitian yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (15/2/2011).
Seni ciuman yang begitu kompleks membuat ilmuwan Sheril Kirshenbaum menulis buku tentang ini. Dalam buku The Science of Kissing: What Our Lips Are Telling Us, Kirshenbaum menuliskan bahwa pria memandang ciuman sebagai alat untuk menggapai tujuan, yaitu berhubungan seks.
Wanita sendiri mencoba melepaskan pentingnya hubungan hanya dengan satu ciuman. Perbedaan inilah yang sering menyebabkan salah penafsiran antara pria dan wanita.
Anda mungkin masih mengingat bagaimana melewati proses ciuman pertama bersama pasangan. Atau, masihkah Anda mengingat saat dia mengulum mesra bibir di bioskop sambil menonton film favorit? Tentu Anda masih mengingatnya dengan jelas.
Bahkan tak jarang, Anda mengingatnya dengan detail tempat juga gerakannya saat ciuman pertama berlangsung ketimbang saat Anda kehilangan keperawanan.
Para ilmuwan mengklaim bahwa kebanyakan dari kita mengingat 90 persen detail pengalaman ciuman pertama dalam memori. Sebagai gambaran, pria pencium ulung biasanya lebih agresif karena mereka mencoba menghantarkan “bom” testosteron kepada pasangannya. Testosteron dialirkan selama sesi ciuman kecil dan bisa bertahan di tubuh lebih lama.
Efeknya, hormon mendorong wanita untuk lebih cepat jatuh cinta. Inilah sebabnya mengapa wanita lebih mengingat ciuman pertama daripada momen saat mereka melepas keperawanan. Demikian menurut penelitian yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (15/2/2011).
Seni ciuman yang begitu kompleks membuat ilmuwan Sheril Kirshenbaum menulis buku tentang ini. Dalam buku The Science of Kissing: What Our Lips Are Telling Us, Kirshenbaum menuliskan bahwa pria memandang ciuman sebagai alat untuk menggapai tujuan, yaitu berhubungan seks.
Wanita sendiri mencoba melepaskan pentingnya hubungan hanya dengan satu ciuman. Perbedaan inilah yang sering menyebabkan salah penafsiran antara pria dan wanita.