Ahli geologi memperkirakan, terdapat 100 miliar ton kandungan mineral itu pada lumpur di dasar Lautan Pasifik. Di dunia, saat ini China mendominasi dengan memproduksi 97 persen logam tersebut.
Pada laporan BBC, 4 Juli 2011, analis mengatakan, penemuan di Laut Pasifik itu bisa memengaruhi dominasi China. Jurnal di Inggris, Nature Geoscience, melaporkan bahwa tim peneliti yang dipimpin Yasuhiro Kato (guru besar tamu bidang Kebumian di Universitas Tokyo) menemukan mineral itu pada 78 lokasi di lumpur laut.
"Lapisan itu memiliki kandungan mineral langka yang tinggi. Hanya 1 kilometer persegi lapisan itu dapat memenuhi seperlima permintaan tahunan dunia," kata Yasuhiro Kato. Mineral langka itu ditemukan pada kedalaman 3.500-6.000 meter di bawah permukaan laut.
Kato menjelaskan, sepertiga lokasi penelitian itu berisi mineral langka dan logam yttrium. Lapisan itu berada di perairan internasional pada timur dan barat Hawaii serta timur Tahiti. Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan, permintaan global hanya 110 juta ton, terutama dari China, Rusia, negara-negara bekas Soviet, dan Amerika Serikat.