Ternyata Masih banyak orang Amerika yang belum paham mengenai Indonesia lho!, dan Warga di Negeri Paman Sam itu pun penasaran dengan ajaran Islam, agama yang dianut mayoritas rakyat Indonesia.
Kesan itu didapat sebagian dari 101 pelajar SMA se-Indonesia, yang baru-baru ini menetap di AS selama setahun. Kunjungan itu merupakan program pertukaran pelajar yang difasilitasi pemerintah AS, YES.
"Banyak sekali yang mengira Indonesia itu negara tetangganya Bali. Yang nggak tahu letak Indonesia juga banyak," ungkap Syafriandi, pelajar yang berkesempatan pergi ke negara bagian Louisiana. Dia dan pelajar lain menceritakan kesan-kesan mereka dalam suatu acara penyambutan di Pusat Kebudayaan AS di Jakarta, Rabu 6 Juli 2011.
Kendati termasuk kaum minoritas di sekolah dan lingkungan tempat dia tinggal, yaitu beragama Islam, Syafriandi mengaku tidak mengalami perlakuan kurang menyenangkan. Bahkan, orang-orang Amerika yang dia kenal merasa penasaran atas agama yang dia anut.
"Orang Amerika bukannya takut pada Islam, melainkan bingung karena kurang mendapat informasi. Mereka bahkan banyak bertanya tentang ajaran Islam," kata pemuda asal Makasar ini. Keluarga angkat dan lingkungan tempat tinggalnya diakuinya juga sangat toleran.
Kartika, pelajar lain yang ditempatkan di Washington DC, mengaku berusaha memperkenalkan adat dan budaya Indonesia lewat tarian dan makanan. "Teman-teman dan keluarga angkat saya malah sangat apresiatif dengan tarian yang saya bawakan saat acara sekolah, serta masakan Indonesia yang saya buat saat Tahun Baru," kata Kartika.
Wakil Dubes AS untuk Indonesia, Ted Osius, menyambut baik besarnya minat para pelajar di tanah air untuk menimba ilmu dan pengalaman di negaranya.
"Kerjasama di bidang pendidikan merupakan pondasi terbangunnya hubungan yang kuat antara dua negara sesama penganut azas demokrasi," kata Osius. Anak-anak Indonesia yang rajin dan ramah, lanjutnya, diterima dengan sangat terbuka di negaranya.
Jennifer Bookbinder, asisten atase kebudayaan Kedubes AS, menyatakan program YES bertujuan untuk menyiapkan anak-anak Indonesia dalam menyongsong masa depan. "Pengalaman setahun di AS diharap mampu membuat mereka berpikiran lebih terbuka," kata Bookbinder.
Dalam menyelenggarakan program pertukaran itu, Kedubes AS di Jakarta bekerjasama dengan sejumlah lembaga pendidikan, yaitu AFS, AMINEF, dan EducationUSA.