salut sih buat
ilmuan satu ini, gara-gara temuannya diakuisisi Disney dia jadi
miliyarder baru.. Seorang ahli teknologi Australia bergelimang jutaan
dolar AS saat Disney membeli aplikasi buatannya. Padahal, beberapa tahun
lalu ia tidak memiliki rumah dan tinggal di sofa rumah temannya.
Seperti dikutip dari WAtoday, saat ini Andrew Lacy telah membawa seluruh
timnya melakukan perjalanan ke Las Vegas dengan uang miliknya, dan
tidak perlu khawatir akan masalah uang lagi.
Perusahaan milik Lacy, Tapulous yang merupakan produsen aplikasi
game bagi iPhone dan iPad dengan produk unggulan permainan musik mobile
Tap Tap Revenge telah diakuisisi Disney dengan nilai yang tidak
disebutkan. Tidak hanya itu, Lacy akan bergabung dengan perusahaan itu
sebagai wakil presiden senior.
Akuisisi ini telah mengubah kehidupan Lacy, 34, yang mendirikan perusahaan itu pada 2008 bersama dengan Bart Decrem. Namun, Lacy tetap saja sederhana karena ia sempat mengatakan tidak akan membeli mobil sport baru, mansion atau melakukan perjalanan ke wilayah eksotis.
"Bagi saya kepuasan dalam melakukan hal ini adalah melihat sesuatu telah berkembang. Kami telah menciptakan ini sebagai sesuatu yang bernilai dan memberikan pendapatan bagi banyak orang dalam era yang dikategorikan banyak pihak sebagai masa hancurnya nilai saham setidaknya dalam kurun 30 tahun."
Seperti banyak pengusaha teknologi di Silicon Valley, Lacy merupakan pekerja keras yang mencintai pekerjaannya dan tidak berniat beristirahat secepatnya.
"Saat kami memulai pertama kali Tapulous, saya tidak memiliki rumah dan tidur di sofa pengusaha lain. Saat ini, saya memiliki apartemen pribadi dan terkadang beberapa pengusaha tidur di sofa saya,” ujar Lacy.
Akuisisi ini telah mengubah kehidupan Lacy, 34, yang mendirikan perusahaan itu pada 2008 bersama dengan Bart Decrem. Namun, Lacy tetap saja sederhana karena ia sempat mengatakan tidak akan membeli mobil sport baru, mansion atau melakukan perjalanan ke wilayah eksotis.
"Bagi saya kepuasan dalam melakukan hal ini adalah melihat sesuatu telah berkembang. Kami telah menciptakan ini sebagai sesuatu yang bernilai dan memberikan pendapatan bagi banyak orang dalam era yang dikategorikan banyak pihak sebagai masa hancurnya nilai saham setidaknya dalam kurun 30 tahun."
Seperti banyak pengusaha teknologi di Silicon Valley, Lacy merupakan pekerja keras yang mencintai pekerjaannya dan tidak berniat beristirahat secepatnya.
"Saat kami memulai pertama kali Tapulous, saya tidak memiliki rumah dan tidur di sofa pengusaha lain. Saat ini, saya memiliki apartemen pribadi dan terkadang beberapa pengusaha tidur di sofa saya,” ujar Lacy.
Untuk
berterima kasih pada 30 pegawai mereka yang bekerja begitu keras, Lacy
dan Decrem berencana mengajak mereka ke Las Vegas bulan depan, tentu
saja menggunakan uang milik Lacy dan Decrem. Seluruh pegawai akan tetap
memiliki pekerjaan mereka, setelah akuisisi itu dan kantor utama akan
berada di Silicon Valley. Lacy enggan menyebutkan soal kehidupan
pribadinya, hubungannya, serta nilai akuisisi ataupun jenis mobil yang
ia kendarai. Namun tampaknya ia sekarang menjadi orang yang sangat kaya.
Tapulous mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan pendapatan US$1 juta (Rp 9,05 miliar) pada Desember lalu dan Lacy mengatakan bahwa perusahaan akan terus berkembang cepat. Disney sebelumnya membeli perusahaan internet lain yaitu Club Penguin senilai US$350 juta (Rp 3,16 triliun) tahun 2007. Di lain pihak, Electronic Arts baru-baru ini membeli Playfish, pesaing Tapulous, senilai US$275 juta (Rp2,48 triliun) secara tunai.
Tapulous mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan pendapatan US$1 juta (Rp 9,05 miliar) pada Desember lalu dan Lacy mengatakan bahwa perusahaan akan terus berkembang cepat. Disney sebelumnya membeli perusahaan internet lain yaitu Club Penguin senilai US$350 juta (Rp 3,16 triliun) tahun 2007. Di lain pihak, Electronic Arts baru-baru ini membeli Playfish, pesaing Tapulous, senilai US$275 juta (Rp2,48 triliun) secara tunai.
Namun Lacy
tidak mendapatkan semua ini secara kebetulan. Ia mendapatkan gelar
sarjana hukum dan komersial dari University of Melbourne sebelum
menyelesaikan MBA di Stanford University. Stanford juga merupakan lahan
awal bagi pengusaha sukses Silicon Valley termasuk pendiri Google Sergey
dan Larry Page.
Sebelumnya, Lacy bekerja selama lima tahun di McKinsey Australia, Asia dan Eropa di mana membangun bisnis internet bagi beberapa perusahaan besar dan telekomunikasi periklanan, serta perusahaan media dalam distribusi digital dan konten. Lacy tidak percaya bahwa ia akan meraih sukses saat memulai bisnis di Australia karena pernah mengalami kesulitan mendapatkan akses dana permulaan, pangsa pasar untuk menjual produk, serta lingkungan kolaborasi di mana pengusaha dapat bertukar ide dan sumber informasi.
Sebelumnya, Lacy bekerja selama lima tahun di McKinsey Australia, Asia dan Eropa di mana membangun bisnis internet bagi beberapa perusahaan besar dan telekomunikasi periklanan, serta perusahaan media dalam distribusi digital dan konten. Lacy tidak percaya bahwa ia akan meraih sukses saat memulai bisnis di Australia karena pernah mengalami kesulitan mendapatkan akses dana permulaan, pangsa pasar untuk menjual produk, serta lingkungan kolaborasi di mana pengusaha dapat bertukar ide dan sumber informasi.
http://blogneforfree.blogspot.com/2010/07/kisah-ilmuan-miskin-yang-jadi-triliuner.html