Pamekasan- Pesan singkat (sms) yang dikirim oleh
orang tak dikenal dan mengaku dari seorang “tante” dan menyebar luas di
kalangan masyarakat pemilik telepon seluler di Pamekasan, Madura, memicu
pertengkaran sejumlah anggota dewan di wilayah tersebut.
Zainal Abidin, anggota dewan dari fraksi Partai Amanat Nasional
Sejahtera, Selasa mengaku, akibat menerima pesan dari seseorang yang
mengaku “tante” dan meminta agar dibelika pulsa tersebut, dirinya harus
bertengkar dengan keluarga (istri).
“Dianggapnya SMS itu dari kekasih gelap saya. Padahal saya tidak mengetahui sama sekali,” kata Zainal Abidin.
Sejumlah anggota dewan yang lain di kota ini juga mengakui hal yang
sama. Seperti Fathorrahman, anggota dewan dari Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra).
Anggota komisi B DPRD Pamekasan ini menuturkan, akibat adanya pesan
singkat yang mengaku dari seorang tante dan meminta kiriman pulsa
senilai Rp50 ribu tersebut, ia malah terlibat pertengkaran sengit dengan
istrinya.
Bahkan, lanjut Fathorrahman, istrinya tidak percaya sama sekali jika
pesan singkat dari seseorang yang mengaku tante dan meminta kiriman
pulsa itu hanya dilakukan oleh oknum saja untuk melakukan penipuan.
“Tapi tetap tidak percaya. Mana mungkin kalau orang tidak dikenal
akan kirim sms dan meminta kiriman pulsa seperti itu, tidak mungkin,”
tutur Fathorrahman, menirukan apa yang disampaikan istrinya tersebut.
Lain Fathorrahman dan Zainal Abidin, lain pula cerita Fairus, staf
kantor sekretarit DPRD. Gara-gara menerima pesan singkat dari seseorang
yang mengaku “tante” dan meminta kiriman pulsa tersebut, ia sempat tidak
disapa istrinya selama beberapa hari.
“Untungnya pada suatu petang ada teman menelpon dan meminta saya
memantau berita di salah satu televisi tentang sms tante itu, baru istri
saya percaya,” tuturnya.
Dari sebanyak 45 anggota dewan di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, ini
hampir semuanya menerima pesan singkat orang yang mengaku “tante” dengan
meminta kiriman pulsa tersebut.
“Istri yang mana yang tidak cemburu jika ada pesan tertulis, ‘tolong
tante belikan pulsa Rp50 ribu, nanti tante ganti setelah nyampek di
hotel’,” kata anggota dewan dari Partai Demokrat, Adi Purnawan.
Pesan singkat yang banyak masuk ke telepon seluler para anggota dewan
dan masyarakat luas di Pamekasan yang mengaku dari “tante” dan “mama”
ini sebenarnya sudah lama terjadi terjadi, dan memasuki bulan suci
Ramadhan ini semakin banyak sehingga membuat resah pasangan keluarga dan
sejumlah pejabat di wilayah tersebut.